Isu yang dalam 2 tahun terakhir ini hangat diperbicangkan oleh Tim IT dari perguruan tinggi dan tim pengelola jurnal. Ada dua kepentingan yang selama ini diperebutkan. Menurut peruntukannya, profil google scholar memang sedari awal peruntukkannya adalah untuk peneliti/dosen. Hal ini bertujuan untuk memberikan rekam jejak dibidang publikasi bagi dosen/peneliti yang bersangkutan.
Jurnal dan Profil Google Scholar
Semenjak digalakannya akreditasi jurnal secara elektronik salah satu indikator penilaian dalam borang akreditasi jurnal adalah Jumlah sitasi dari jurnal ilmiah itu sendiri. Karena saat itu jurnal belum memiliki indikator yang valid untuk mengukur jumlah sitasi maka digunakanlah profil google scholar oleh jurnal. Kejadian ini hanya berlaku di Indonesia saja, ketika kita liat berbagai sample jurnal yang diterbitkan oleh penerbit di Indonesia baik oleh perguruan tinggi, assosiasi profesi dan lembaga penerbit lainya selalu mencantumkan Profile Google Scholar jurnalnya baik pada footer website dan menu abtract and idexing. Sebetulnya google scholar sendiri memiliki profile metric untuk jurnal yang bermana Google Scholar Metrics.
Profil Google Scholar Vs Webometrics
Pada awal pembahasan telah kita sampaikan pembahasan terkait ini sering diperbedebatkan di tingkat perguruan tinggi oleh admin IT (Tim IT) dan Tim pengelola jurnal. Semua memiliki argumen yang kuat dan berdasarkan pada kepentingan yang dibebankan kepada mereka masing-masing. Tim IT selalu menyampaikan bahwa dengan ada nya profile google scholar maka penilaian Webometrics pada point TRANSPARENCY (or OPENNESS) selalu memiliki skor penliaian 0. Hal ini tentunya dapat berdampak pada penilaian kampusnya di Webometrics. Mengingat sumbangan pad point tersebut sebesar 10% berpengaruh apabila point-point yang lain memang belum dirasa optimal. Contoh peringkat webometric pada semester 2 tahun 2021 dapat dilihat disini.
Sebagai pengeloa jurnal memang dituntut untuk menyebarluaskan tingkat keterbacaan dari jurnal yang kita kelola. salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendafatarkan jurnal kita ke google scholar. Saya pikir sampai dengan thapan ini sudah sangat membantu baik bagi pengelola jurnal maupun peringkat webometric. Menonaktifkan profile google scholar memang dirasa sebagai alternatif solusi yang lebih bijaksana dibandingkan memaksakan keduanya jalan bersama dan membuat peluang timbulnya benturan.
Alternatif solusi terkait dengan penghitungan jumlah sitasi bagi jurnal dapat dilakukan melalui Dimenssions; Researchgate; atau Microsoft Academic Search. Mudah-mudahan alternatif ini bisa dipakai oleh pihak-pihak pemangku kepentingan dalam menentukan keputusan supaya jurnal juga dapat mendapatkan alternatif solusi berkaitan dengan perhitungan sitasi. Maka saya mengajak para pengelola jurnal yang membaca artikel ini untuk mempertimbangkan menghapus akun/profile google scholar yang digunakan oleh jurnal yang dikelola.